Glitter

Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Senin, 05 September 2011

Eksistensi Komunitas Blogger ASEAN Dalam Menyongsong Komunitas ASEAN 2015

Kata ASEAN sebenarnya tak asing lagi bagiku, sebab sejak duduk di bangku SMP, pelajaran IPS telah mengajarkan sedikit tentang sejarah ASEAN. Menurut sejarah yang dulu aku pelajari, ASEAN merupakan kependekan dari Association of South East Asia Nations ini pada awalnya diprakarsai oleh 5 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura dan resmi didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967. Kemudian, beberapa negara turut bergabung menjadi anggota baru ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Tapi, setelah lama tak menyentuh pelajaran sejarah maupun IPS, aku jadi agak lupa tentang ASEAN.

Entah sudah berapa jumlah anggota ASEAN kini. Namun, memoriku kembali teringat oleh ASEAN karena media yang ramai memberitakan KTT ASEAN ke-18 yang kebetulan Indonesialah tuan rumahnya.

Karena aku senang membaca dan mengikuti perkembangan banyak hal, salah satunya masalah politik, maka untuk menambah wawasanku, sejak saat itu, aku mulai kembali mengikuti perkembangan ASEAN. Biasanya sih aku baca koran dan browsing di internet. Saat itu, kubaca koran Jawa Pos tanggal (9/5) yang memberitakan hasil pertemuan KTT ASEAN ke-18 yang berlangsung 2 hari, yakni dari tanggal (7/5) hingga (8/5). Dari berita koran yang kubaca, hasil pertemuan tersebut ternyata membahas 3 hal yang dianggap prioritas, yakni: pertama, masalah kemajuan ekonomi,keamanan dan politik,sosial budaya. Kedua, masalah keamanan dan ketentraman negara-negara kawasan ASEAN. Ketiga, peran aktif negara-negara kawasan ASEAN dalam pemecahan masalah global. Dari yang kubaca, inti dari pertemuan tersebut sebenarnya membahas perkembangan ASEAN dalam mencapai tujuan terbentuknya komunitas ASEAN 2015.

Pada awalnya saat membaca kata Komunitas ASEAN 2015, aku bertanya dalam hati apa maksudnya. Kemudian, aku mencari tahu di internet dengan keyword komunitas ASEAN 2015. Tapi, sayangnya tak ada satupun penjelasan mengenai maksud komunitas ASEAN 2015. Akhirnya aku mencoba mendefinisikan sendiri kata-kata tersebut. Aku mengingat kembali pelajaran biologi SMA. Dulu, waktu pelajaran biologi, guruku pernah menerangkan tentang komunitas. Aku teringat kata beliau bahwa komunitas adalah kumpulan dari populasi. Sementara arti populasi adalah sekumpulan individu yang memiliki ciri-ciri yang sama, yang tinggal di tempat dan waktu yang sama. Kemudian, kucoba cek di kamus bahasa Indonesia, ternyata definisinya tak jauh berbeda. Tapi, arti tersebut menurutku tak cocok bila langsung digabungkan dengan kata ASEAN 2015. Arti komunitas yang kuingat dari guru biologi dan dari kamus ini haruslah dikembangkan atau diganti bahasanya (tapi tetap memiliki makna yang sama) agar pas dengan kata ASEAN 2015.

Setelah kuanalisis dan kukembangkan, aku mencoba mengartikannya dengan bahasaku. Jadi, menurutku, maksud dari Komunitas ASEAN 2015 adalah sekumpulan individu (masyarakat) yang menempati negara-negara di daerah atau kawasan yang sama, yakni kawasan Asia Tenggara (singkatnya masyarakat ASEAN). Negara-negara ini tak hanya tinggal di kawasan yang sama, tapi juga memiliki visi dan misi yang sama. Karena itu, mereka saling bekerja sama dan membentuk suatu perkumpulan seperti halnya perkumpulan negara-negara eropa atau Uni-Eropa, yang dinamakan Association of South East Asia Nations yang disingkat ASEAN yang artinya adalah perkumpulan negara-negara di kawasan Asia Tenggara guna mewujudkan visi dan misi yang sama tersebut. Visi dan Misi apa? kalo dilihat dari hasil KTT ASEAN ke-18 kemarin, dapat kusimpulkan bahwa visi dan misi yang dimaksud (sementara ini) adalah mewujudkan negara ASEAN yang maju dalam bidang ekonomi, politik-keamanan, dan sosial budaya dengan cara (misinya) melibatkan peran aktif masyarakat ASEAN dalam pemecahan masalah global (dunia). Salah satu caranya dengan meningkatkan kerjasama masyarakat ASEAN dengan masyarakat dunia. Visi dan misi tersebut akan coba diwujudkan pada tahun 2015 (awalnya sih tahun 2020, tapi dipercepat menjadi 2015).

Semoga saja impian dan harapan terwujudnya komunitas ASEAN itu benar-benar terimplementasikan pada 2015. Harapan pribadiku, komunitas ASEAN nantinya tak hanya maju di bidang ekonomi, politik-keamanan, dan sosial budaya, tapi juga di bidang teknologi dan bidang lainnya hingga akhirnya dapat menyaingi negara-negara maju seperti Amerika dan Uni-Eropa. Selain itu, semoga masyarakat yang tinggal di negara kawasan ASEAN dapat merasakan manfaat dari komunitas ASEAN ini. Karena percuma kan bila ada komunitas sebesar komunitas ASEAN yang seharusnya dapat memberikan manfaat pada banyak orang, tapi ternyata justru sebaliknya. Maka sia-sialah perjuangan dalam mewujudkannya selama ini.

Dalam proses perjalanan mewujudkan visi dan misi yang besar, pastilah jalannya tak mulus. Akan ada banyak tantangan di depan mata. Begitu pula dalam proses mewujudkan komunitas ASEAN 2015, tentu banyak tantangan yang akan dihadapi negara-negara ASEAN. Seperti:
- Adanya konflik antar negara ASEAN. Meski memiliki visi dan misi yang secara umum sama, namun setiap negara memiliki kepentingan masing-masing sehingga terkadang konflik pun tak bisa dihindari.
- Disamping punya kepentingan yang berbeda, setiap negara tentu sejak awal sudah dihadapkan pada masalah-masalah internal yang terjadi di masing-masing negara. Akibatnya, masing-masing negara sibuk mengurusi masalah internalnya.
Kedua hal tersebut akhirnya berdampak pada sulitnya menyatukan visi dan misi sehingga bisa jadi perwujudan komunitas ASEAN pada tahun 2015 menjadi mundur karena sulitnya mewujudkan visi dan misi akibat adanya masalah yang kusebut diatas.

Solusinya, perlu peran aktif dari masyarakat ASEAN secara maksimal. Seperti yang sudah kutulis sebelumnya, agar komunitas ASEAN 2015 ini terwujud, perlu peran aktif masyarakat ASEAN, salah satunya dengan meningkatkan kerjasama masyarakat ASEAN dengan masyarakat dunia. Tapi, saat bicara tentang masyarakat, aku sempat bertanya dalam hati apakah masyarakat terutama yang ada di Indonesia ini tahu tentang komunitas ASEAN 2015? Meski masyarakat kita sudah tak asing lagi dengan yang namanya internet, kalo kuperhatikan sih, kebanyakan masyarakat belum begitu tahu tentang komunitas ASEAN 2015 ini, kenapa? kalo kuamati dari teman-temanku saja, kebanyakan dari mereka saat internetan atau browsing, pertama kali yang dibuka saat internetan adalah situs jejaring sosial. Kalopun browsing, mereka paling browsing buat cari data-data yang berhubungan dengan PR dari guru atau dosen. Hal-hal macam komunitas ASEAN ini, cenderung lebih banyak dikonsumsi dan diketahui oleh orang-orang tertentu aja, terutama yang mengikuti perkembangan berita. Terus, gimana ya caranya supaya orang-orang banyak yang tahu tentang Komunitas ASEAN 2015 ini?

Perlu adanya wadah yang peduli dan dapat menyampaikan informasi ini sehingga informasi ini dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Seperti telah kutulis diawal, proses pencarian info tentang ASEAN tak cuma kulakukan lewat baca berita di koran, tapi juga dengan browsing di internet. Saat aku browsing, tak sengaja kutemukan sebuah artikel yang menyebut-nyebut ASEAN BLOGGER (ASEAN Blogger Community). Karena penasaran, kubuka link yang ada di artikel tersebut. Link itu terhubung dengan sebuah blog yang di dalamnya menceritakan seluk-beluk tentang komunitas ini. Semakin penasaran aku dibuatnya, lalu kubaca artikel tentang terbentuknya komunitas ini. Ternyata, yang menginisiasi terbentuknya komunitas ini adalah para blogger Indonesia. Deklarasi terbentuknya komunitas blogger ASEAN-Indonesia dilakukan pada tanggal 10 Mei 2011 bertempat di Jakarta dan ditandatangani oleh para blogger dari berbagai komunitas blogger daerah maupun pribadi yang disaksikan oleh Direktur Jendral Kerjasama ASEAN.

Luar Biasa! Inilah salah satu wujud peran aktif masyarakat ASEAN yang nyata. Ide membentuk ASEAN BLOGGER Community ini merupakan ide yang inovatif di tengah kebutuhan masyarakat akan penggunaan fasilitas internet yang tinggi. Apalagi bagi masyarakat Indonesia, yang merupakan pengguna facebook terbanyak kedua di dunia dan pengguna twitter terbanyak ketiga di dunia. Adanya komunitas ini membuat kita selangkah lebih dekat dalam menyongsong terwujudnya Komunitas ASEAN 2015. Karena itu, ASEAN BLOGGER Chapter Indonesia (ABC-Indonesia) juga mengambil peran penting dalam menunjang keberhasilan Komunitas ASEAN 2015, diantaranya:
  • Menjadi wadah yang peduli dalam menyampaikan informasi terutama tentang ASEAN, Komunitas ASEAN 2015 agar informasi ini dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya kalangan tertentu saja tapi masyarakat awap pun menjadi tahu. Selain itu, aku juga berharap agar komunitas ini mampu menuangkan ide kreatif dan inovatifnya dalam upaya membuat masyarakat melek berita, tak hanya menjadi pengguna setia situs jejaring sosial, tapi juga berwawasan luas.
  • Menjadi media dalam menjawab masalah-masalah yang menjadi tantangan dalam proses mewujudkan Komunitas ASEAN 2015. Misalnya, menjadi jembatan penghubung antara pemerintah dengan masyarakat sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya pada pemerintah melalui komunitas ini demi mendukung terwujudnya Komunitas ASEAN 2015.
  • Menjadi inisiator dalam aksi temu para blogger se-ASEAN yang nantinya dalam pertemuan tersebut dapat dilakukan diskusi mengenai masalah-masalah yang terjadi di negara-negara ASEAN yang menjadi hambatan bagi terwujudnya Komunitas ASEAN 2015. Tentunya akan sangat menyenangkan bila melihat para blogger se-ASEAN saling bertemu, duduk bersama, saling berbincang. Hal itu menggambarkan sebuah kerukunan yang terbangun diantara masyarakat negara kawasan ASEAN dan merupakan pendukung yang penting dalam mewujudkan Komunitas ASEAN 2015.
  • Menjadi penengah bagi konflik antar negara-negara ASEAN dengan memberikan solusi berupa opini yang dapat diaspirasikan melalui blog dan media online.
Kukira masih banyak tugas menanti bagi para blogger ASEAN terutama ABC-Indonesia yang merupakan inisiator terbentuknya komunitas sebesar ASEAN Blogger Comunity. Semoga perjuangan ini nantinya berbuah manis dengan terwujudnya Komunitas ASEAN 2015 seperti yang kita cita-citakan bersama. Tetap Berjuang Sampai Akhir Para Blogger!



Selasa, 17 Mei 2011

Menghitung Hari Untuk Momen Tak Terlupakan Itu

'Kurang 20 hari lagi', kata si gadis kecil sambil melingkari salah satu angka di kalender yang terletak di meja belajarnya. Dua puluh hari, gak lama itu, pikirnya. Gadis kecil itu bernama Aisha. Aisha masih berumur 6 tahun. Namun, karena kecerdasan yang dimilikinya, dia bisa langsung duduk di kelas dua sekolah dasar, tanpa melalui taman kanak-kanan ataupun play group.

Di sela-sela lamunannya, tiba-tiba 'Hayoo, lagi ngelamunin apa sih adek kakak yg paling imut ini?', tanya seorang remaja putri yang kini tengah beranjak dewasa. Annisa namanya. Gadis cantik jelita, anggun, pintar, kini tengah memasuki tahun kedua di fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Annisa, adalah kakak semata wayang Aisha.

'Ah, kakak. Orang lagi enak-enak mikir, jadi buyar deh', kata Aisha dengan wajah sewot. 'Ngelamun atau mikir?, goda Annisa. 'Sayang, kamu itu masih kelas 2, mikirnya belajar dulu aja, jangan mikir yang aneh-aneh dulu. Ntar cepet tua lho, hihihi', godanya lagi. 'Kakak sih nggak tau gimana perasaanku!', kata Aisha makin sebel ngeliat tingkah laku kakaknya yang memang suka menggoda adik kesayangannya itu.

'Kamu mikir apa sih sayang? Sini, bilang sama kakak, mungkin kakak bisa bantu. Lagian ngapain ngelingkari angka-angka kalender? nunggu momen penting ya? hehehe', tanya Annisa.
'Iya, momen penting itu kan tinggal 20 hari lagi. Tapi kakak kok santai-santai aja sih? gak ngerasa bingung atau apa, tanya Aisha.
'Lho, oooohhhh, kakak baru ngerti, maksud kamu yang tinggal 20 hari itu momen pentingnya kakak toh? Kok kamu yang bingung? sampe ngelingkari kalender segala. hehehe. Kenapa sayang? Kamu takut ditinggalin kakak ya?', goda Annisa sambil mengelus kepala adik tercintanya.
'Nggak, ih, kakak kok jadi GeeR!, jawab Aisha. 'Adekku sayang, kakak itu uda bertahun-tahun tinggal ma kamu, jadi kakak taulah kapan kamu bohong, kapan nggak. Bohong itu dosa lho.hehehe', jawab sang kakak.
'Iya-iya, Aisha ngaku deh. Aisha takut ditinggal kakak pergi, ntar nggak dapet perhatian kakak lagi. Kan kakak uda punya yang diperhatiin', jawab sang adik.

Pernyataan adik kecilnya itu spontan membuat Annisa tertawa. 'Ya Allah, adekku yang paling kakak sayang, kok kamu bisa ngomong gitu sih? Meski uda ada orang yang kakak perhatiin nanti, bukan berarti kakak lupa kamu dong sayang. Kakak pasti tetep punya waktu buat kamu, kamu kalo mau curhat atau apa kakak pasti sediakan waktu buat kamu sayang', jawab Annisa.
'Janji?', tanya Aisha. 'Insya Allah', jawab Annisa 'tapi dengan syarat kamu mesti mengikhlaskan kakak, jangan terlalu dipikir, yakinlah bahwa kakak baik-baik aja, ya?', lanjutnya.
Aisha pun mengiyakan namun sebenarnya dengan berat hati dan hanya menganggukkan kepalanya.

Dua Puluh Hari kemudian..

Kurang 6 hari lagi, 5, 4, 3, 2 dan.........
Tibalah saatnya momen penting itu tiba. Selama ini kakak menantikannya. Tapi, sejujurnya masih berat hati Aisha mengikhlaskan kepergian kakaknya. Kakak yang disayanginya dan ingin selalu ada untuknya. Namun, setiap orang pasti harus melewati momen yang ditunggu-tunggu ini ketika kelak dewasa dan sudah tiba waktunya. Momen yang hanya sekali seumur hidup setiap orang akan melewatinya. Ya, momen pernikahan. Apalagi memangnya?

'Aku tahu sikapku masih kurang dewasa menyikapi hal ini, ya maklumlah, aku kan masih 6 tahun, jadi wajarlah kalo punya pikiran khawatir saat mau ditinggal kakak pergi jauh untuk tinggal bersama suaminya, meninggalkan rumah yang selama ini kami tempati bersama', batin Aisha.
'Namun, meski berat hati terkadang kita harus membohongi perasaan sendiri untuk sebuah kebaikan karena memang seperti itulah kenyataannya', lanjut kata hatinya sambil melihat kakaknya yang tengah duduk menjadi mempelai wanita disamping seorang lelaki ganteng, sholeh yang kini telah sah menjadi suaminya setelah beberapa menit yang lalu dengan lancar mengucap ijab qobul di depan pak penghulu.

'Kakak, semoga memang benar kakak akan selalu baik-baik saja, aku sayang kakak. Momen ini akan selalu menjadi momen yang tak pernah kulupa, Kak', kata terakhir Aisha dalam hati.

Sabtu, 23 April 2011

Islam kini mulai ternoda

Surabaya, 23 April 2011

Lama sekali aku hiatus dari rumah maya tempatku menulis ini. Mungkin sebulan lebih, setelah tak ada inspirasi yang nyangkut secara tidak sengaja ke otakku dan tentunya rasa malas untuk nulis. Tapi, akhirnya aku ingin kembali eksis lagi disini.

Kali ini aku ingin menulis dengan judul 'Islam kini mulai ternoda'. Entah kenapa setiap aku lihat berita TV, marak sekali aksi pemboman, yang dimulai dari bom buku kira-kira maret lalu yg melukai polisi hingga aksi bom bunuh diri yang dilakukan di masjid saat shalat jumat. Tak hanya aksi pemboman itu saja, tapi juga disusul oleh berita penipuan dan penculikan mahasiswa yang mengatasnamakan 'Islam' sekali lagi.

Menurutku, karna hal-hal yang kusebutkan diatas, Islam akhirnya jadi ternoda, terlihat kejam, jahat di mata orang lain. Mungkin kita sendiri yang beragama Islam jadi apatis memandang Islam, lalu bagaimana dengan pandangan pemeluk agama lain? Aku jadi sangsi.

Islam sebuah agama yang dimataku penuh toleransi, menghargai perbedaan, begitu indah bila kita benar-benar memahaminya, jadi terkesan anarkis, kejam, jahat, tak punya toleransi, akibat ulah mereka yang terkesan tak bertanggung jawab, mereka yang merasa pemahaman mereka tentang Islam paling benar dan orang lain adalah kafir dan salah bila tak sealiran dengan mereka, meski itu sesama orang Islam.

Dalam tulisan ini aku mengungkapkan kekecewaan dan kesedihanku yang mendalam melihat orang-orang seperti mereka malah menodai keindahan Islam, Islam yang ajarannya mulia dan indah bila kita benar-benar memahaminya secara mendalam. Jika mereka, orang-orang yang memang bersemangat membela Islam, tau syariat Islam, tentunya bukan cara 'jihad' yang anarkis, yang mencelakakan umat sendiri, negara sendiri, yang akan mereka lakukan.

Tidakkah mereka berpikir bahwa cara bom bunuh diri itu akan menyelesaikan persoalan masyarakat Islam yang hingga kini masih terpuruk, masih miskin? Tidakkah mereka juga berpikir, bahwa ketika mereka mengebom negara sendiri membawa nama jihad justru membuat Islam terkesan jahat dan tidak toleran?

Sebenarnya apa yang hendak mereka perjuangkan dengan cara anarkis macam itu? Dan sebenarnya mereka itu orang pintar atau bodoh sih? Memiliki keahlian merakit bom, tidak sembarang orang bisa melakukannya tapi melakukannya untuk hal yang merugikan orang banyak.

Jika memang ingin memberantas orang kafir dari muka bumi, apa solusinya cuma ngebom? Emang otak ini kehabisan solusi apa, sehingga cuma ngebom yang dijadikan satu-satunya solusi. Kalau memang ingin memberantas kekafiran di muka bumi, maka majukanlah Islam dulu, majukan orang Islam, sehingga mampu menyaingi negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, Israel. Gunakan kepintaran bukan untuk bikin anarkis, tapi untuk mendidik, mencerdasakan masyarakat, agar orang-orang yang masih buta huruf (yang kebanyakan orang Islam) itu jadi pintar, sehingga bisa turut memajukan Islam.

Entah sampai kapan Islam harus terus ternoda oleh oknum-oknum yang merasa diri mereka benar dan menurut saya tidak bertanggung jawab ini. Dan kapan pula orang-orang ini akan mengenal Islam secara mendalam, menggunakan akal mereka dengan benar untuk memahami Islam, sehingga bukan pikiran sempit yang dihasilkan tapi pikiran besar untuk membuat negara dan bangsa yang mayoritas beragama Islam ini maju dan mampu menyaingi negara-negara maju seperti saat Islam masih jaya dulu.

Sabtu, 12 Maret 2011

Catatan Anak Kecil

Aku hanya seorang anak kecil
kini, aku menginjak usia 7 tahun
Aku hanya seorang anak kecil
yang mulai merangkai mimpi-mimpi besar

Aku hanya anak kecil
yang sedang belajar membaca dan menulis
Menuliskan setiap impianku pada catatan kecilku
Agar kelak saat dewasa, aku bisa membawanya
dan menunjukkan pada dunia, inilah impian-impianku

Sekali lagi aku hanyalah anak kecil
yang masih harus dibimbing oleh ayah,ibu,guru,kakak
agar kelak aku bisa menjadi orang hebat
yang bisa mewarnai perubahan pada negeri ini

Tuhan, tolong jawab tanyaku
''apakah karena aku seorang anak kecil
aku tak bisa berbuat apa-apa untuk orang-orang disekitarku bahkan negeriku?''
Jawablah Tuhan...

Tuhan menjawab ''bisa, tapi bersabarlah dahulu''
''Kelak kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan
namun, semua itu ada waktunya.
Aku akan menjadikannya luar biasa tepat pada saatnya nanti,jadi bersabarlah
Hiduplah sebagaimana seorang anak kecil yang sedang tumbuh dan belajar''

''Baiklah, terima kasih Tuhan''
Tuhan berpikir aku terlalu dini untuk memikirkan masalah negeri ini
sementara aku hanya seorang anak kecil
yang masih lugu dan harus banyak belajar

Namun, impian-impian yang kutulis dalam catatan kecilku
kelak akan jadi saksi jika aku besar nanti
Meski catatan itu hanya sebuah Catatan Anak Kecil

Rabu, 02 Maret 2011

Mencintai Dengan Sederhana

Hanya sebait puisi inilah yang membuatku cukup kuat untuk merelakannya pergi. Meski dia adalah orang yang berhasil membuat cinta pertama ini tumbuh bersemi bagaikan mawar yang tumbuh merekah.

Baru saja merasakan jatuh cinta, namun saat itu juga harus merasakan sakit hati. Untung saja hati ini dibuat oleh Sang Maha Pandai luar biasa. Jika hati ini dibuat oleh manusia, pastilah sudah hancur berkeping-keping.

Aku mengenalnya sejak sejak kelas 1 SMA. Kebetulan kami sekelas. Tak sengaja seiring berjalannya waktu, kami berdua menjadi dekat karena sama-sama di OSIS dan kebetulan juga di ekskul yang sama. Tak sengaja juga kami bertemu di setiap kepanitiaan sekolah.

''Ra, kamu kok tumben gak bareng Ardi?'' tanya salah seorang temanku yang membuat konsentrasiku jadi buyar. ''Emang kenapa? Ada yang salah kalo aku gak sama Ardi?'', jawabku sambil nyengir. ''Rasanya aneh gitu, kalian kan kayak perangko, nempel terus tiap hari.hahaha'',tambahnya. Terserah orang mau bilang apa, aku digosipin pacaran ma Ardi atau apalah, ga peduli, batinku. Aku ma Ardi cuma sebatas sahabat, gak lebih.

Kira-kira setelah hampir 3 tahun kami menjalin persahabatan, disitulah persahabatan kami diuji. Ada benarnya juga kata orang bahwa terkadang persahabatan bisa berujung pada cinta. Dan ini kenapa harus aku yang merasakannya? Aaaarrrgggghhh. Mungkin, ini ujian untuk membuat hatiku lebih kuat.

Kira-kira sudah 2 tahun lamanya aku memendam perasaan ini. Sungguh sulit diungkap dengan kata-kata. Mungkin itu yang dinamakan jatuh cinta. Setiap kali bertemu, jantung berdegup kencang, rasanya perut ini mual gak karuan, di rumah atau dimanapun sering terbayang-bayang wajahnya. Astaga. Apalagi ini baru pertama kalinya jatuh cinta. Tapi, kenapa yang menjadi first love-ku adalah sahabatku sendiri, Ardi. Cinta memang datangnya tak bisa diduga, dengan mudahnya memasuki relung hatiku tanpa pandang bulu.

Sering aku berandai-andai, kalau aja Ardi bisa baca hatiku. Tentu aku gak akan repot-repot memendam perasaan ini selama 2 tahun. Ingin sebenarnya mengatakan yang sejujurnya, tapi aku tak ingin persahabatan ini rusak cuma gara-gara masalah cinta yang sulit didefinisikan dengan kata. Parah. Konsekuensinya, sering deh ngrasa sakit hati kalo dicurhati masalah orang yang dicintainya.

Ardi bukanlah orang biasa, di sekolah dia termasuk orang yang cukup populer. Selain pintar, dia tampan, organisatoris dan termasuk orang yang cukup alim, tidak neko-neko. Jadi tidak heran bila banyak yang ngefans ma dia, termasuk aku, sahabatnya.

''Aira, kamu kok bengong aja sih dari tadi. Kamu gak dengerin aku ngomong ya?'',tanya Ardi. ''Eh,eh, denger kok Di.Lanjutin aja,''jawabku agak linglung, habisnya aku gak fokus. Aku terlanjur memendam perasaan ini dan rasanya hati ingin menangis. Itulah yang biasa terjadi kalo Ardi lagi curhat. Sehabis dicurhati ma Ardi, biasanya aku langsung menyendiri di ruang baca perpus, berusaha menenagkan diri.

Suatu ketika, tak sengaja aku menemukan sebuah puisi waktu baca bukunya Sapardi Djoko Darmono. Kira-kira begini bunyinya...
''Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan.''

Karena begitu tinggi bahasanya dan otakku seolah tak mampu menjangkaunya, namun aku tahu bahwa maknanya sangat dalam, jadi kuputuskan menuliskannya dalam notesku dan menyimpannya hingga hari ini. Hari dimana perasaan terhadapnya masih belum bisa hilang, mungkin karena dia cinta pertama.

Setelah lulus, kami berpisah. Dia memilih menjadi dokter di Universitas Indonesia, sementara aku memilih untuk menjadi seorang insinyur di teknik industri ITB. Antara bandung dan jakarta tak seberapa jauh, kira-kira dua jam perjalanan. Aku terpaksa harus merelakan jalan kami yang berbeda, karena memang keinginan yang berhubungan dengan hati tak bisa dipaksakan.

Hingga saat ini pun, aku masih menyimpan perasaanku terhadap Ardi dan cukuplah aku dan Tuhan saja yang tahu. Aku tak ingin membuat cinta ini menjadi rumit hanya karena aku tak mampu mengungkapkannya. Aku hanya ingin membuatnya jadi sederhana, jadi aku melupakan perasaan ini dan memilih bereuforia dengan apa yang aku jalani sebagai mahasiswa ITB.

Aku cuma ingin bisa mencintainya dengan sederhana. Sebagaimana sepenggal kata pada puisi Sapardi Djoko Darmono. ''Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.'' Mencintai dengan sederhana yang membuatku merasakan jatuh cinta dengan kesepian.

Tapi, kalo kita jodoh, mungkin kita akan dipersatukanNya tanpa aku harus mengatakan perasaan yang aku pendam selama ini. Tapi, kamu akhirnya bisa membaca hatiku bahwa sebenarnya aku orang yang benar-benar mencintaimu. Kamu pun memilihku karena kamu beranggapan bahwa akulah yang memang pantas untukmu.

Namun, itu hanya Tuhan yang tahu.



Minggu, 27 Februari 2011

Kan Ku Rangkai Kisah Terindah

Ku sesali dirimu, mengapa tak disisiku
Saat ini, aku rindu
................................................................
Andai engkau ada disini
Ku kan slalu menjaga dan mencintamu
Andai kau tercipta untukku
Kan kurangkai kisah terindah
Hanya untukmu
...............................................................

Aku terbangun dari tidurku. Kulihat jam menunjukkan pukul 00.30. Astaghfirullah, aku ketiduran. Alunan lagu dari Warna masih terus berputar di iPodku. Syukurlah, Ibram sudah tidur. Mungkin dia tahu kalo aku sangat kecapekan gara-gara 2 hari ini aku jaga terus di rumah sakit. Maaf ya Bram, aku meninggalkanmu duluan ke alam mimpi. Aku mengelus kepalanya yg gundul. Rambutnya terpaksa rontok akibat efek samping kemoterapi yg telah dijalaninya selama kurang lebih 2 tahun.

Ibram menderita Acute Myelogenous Leukimia (AML) atau kita mengenalnya dengan kanker darah. Dia menderita penyakit tersebut saat berusia 5 tahun. Dua tahun yang lalu, dokter senior telah memvonis bahwa kesempatan hidupnya tinggal beberapa bulan saja. Namun, dokter adalah manusia, bila Sang Pencipta masih memberikan kesempatan pada seseorang untuk hidup lebih lama, maka meski dokter memvonis hidupnya tinggal beberap bulan, nyatanya Ibram masih bisa hidup lebih lama.

Aku paling tidak tega bila melihat anak kecil sakit. Pertama kali aku bertemu Ibram, saat aku kebagian jaga di stase anak. Suatu hari aku terserang flu, lalu Ibram menyapaku ''Lho kakak dokter kok sakit? Kalo kak dokter sakit, nanti yg ngrawat Ibram sapa dong?'', katanya sambil tertawa kecil. Aku tersenyum mendengar pernyataannya. Begitulah anak kecil, tingkah polosnya yg membuatku suka pada anak kecil.

Aku mendekatinya dan berkata ''Tenang, kak dokter nggak sakit parah kok, cuma pilek, habis minum obat juga sembuh'', jawabku sambil mengelus kepalanya. Sejak saat itu aku jadi sering mengunjungi bangsalnya dan bercerita serta bercanda dengannya. Meski sakit, Ibram bukan orang yg pemurung, dia selalu bersemangat. Makin hari, aku makin dekat dengannya, hingga suatu hari aku tahu lagu favoritnya yg sering ia dengar. Katanya dia senang lagu ini karena mengingatkannya pada seseorang yg telah pergi selamanya, meninggalkannya, sahabatnya sejak kecil yg juga menderita penyakit yg sama dengannya.

Andai engkau ada disini
Ku kan slalu menjaga dan mencintamu 
Andai kau tercipta untukku
Kan ku rangkai kisah terindah
hanya untukmu

Itu petikan lirik lagu berjudul Kisah Terindah dari Warna. Hmm, enak juga sih lagunya, pikirku. Sebentar lagi giliranku di stase anak akan berakhir, jadi kumanfaatkan waktuku yg tersisa untuk bisa lebih sering bersama Ibram. Ternyata, selama ini Ibram merasa kesepian. Akhirnya, setiap malam kusempatkan datang ke kamarnya sebelum dia tidur untuk bercerita kepadanya. Dia senang sekali karena dia suka mendengar cerita, ya biasalah anak-anak kan suka didongengi.

Tinggal malam ini aku di berjaga di bagian anak. Semoga saja meski aku sudah pindah di bagian lain, aku masih bisa bertemu Ibram. Malam ini, aku seperti biasanya bercerita untuk Ibram sebelum dia tidur. Tidak seperti biasanya, malam ini Ibram agak kelihatan aneh. Mungkin itu pikiranku saja. Tapi, sikapnya itu berbeda dari biasanya, dia jadi agak pendiam hari ini. Di tengah-tengah ceritaku, dia berkata, ''Kak, Ibram rasanya udah bosen kayak gini terus, rasanya Ibram semakin ingin segera ketemu sama Tuhan''. Aku tersentak kaget mendengar pernyataannya.

Aku berusaha membesarkan hatinya. ''Ibram, Tuhan itu baik banget, Dia sayang sekali sama kamu, makanya kamu diberi kesempatan bertahan hidup hingga saat ini. Karena itu, kamu harus berterima kasih sama Tuhan dan pergunakan kesempatan yg ada untuk membuat orang lain disekitar kamu tersenyum seperti yg selama ini kamu lakukan ke kakak dokter. Mau kan?'' Namun, dia hanya diam saja dan menganggung setengah hati sepertinya. Namun, belum selesai ceritaku untuk Ibram, aku dipanggil oleh suster. ''Koas Ardi ada pasien, tolong segera kesini.'' ''Ibram, maaf ya, kakak dipanggil, kakak janji kalo udah selese bakal balik lagi''. Ibram mengangguk dan tersenyum.

Begitu aku selesai menangani pasien, aku kembali ke kamar Ibram dan ternyata dia sudah tidur. Kemudian aku pun segera bergegas pulang ke rumah, jam menunjukkan pukul 20.30. Kebetulan hari ini tidak jaga sampai malam. Aku benar-benar tidak menyangka sebelumnya, bahwa itu adalah malam terakhir aku melihat wajahnya. Keesokan harinya, aku pindah, tidak di bagian anak lagi. Sebenarnya, ingin aku mengucapkan salam perpisahan pada Ibram, namun aku berpikir, jika ada waktu aku bisa menjenguknya lagi.

Ternyata pikiranku salah. Saat aku datang, rumah sakit memang ramai seperti biasanya, tapi ini sepertinya ada hal yang tidak biasa. Kulihat para perawat berbisik-bisik. ''Iya, tadi malam meninggalnya.'' kudengar kata-kata itu. Kemudian, kudekati salah satu perawat dan kutanya ada apa. Perawat itu menjawab bahwa pasien anak yg menderita leukimia tadi malam itu tiba-tiba kondisinya menurun dan dia pingsan. Lalu saat dokter datang, detak jantungnya sudah tidak teraba. Aku benar-benar shock, nggak mungkin.

Kemarin malam dia masih baik-baik saja, tapi  kenapa bisa seperti itu. Aku masih belum percaya. Aku melihat orangtua Ibram, benar-benar terpukul. Aku yg bukan orangtuanya saja shock apalagi orangtuanya. ''Ya Allah, kenapa harus secepat ini kaupanggil dia?'', batinku ''bahkan aku belum sempat mengucap salam perpisahan.''. Yah, tapi aku harus berbuat apa, ini telah ditakdirkan olehNya. Aku teringat oleh kata-kata terakhirnya. Mungkin itu pesan terakhirnya padaku sebelum dia pergi selamanya.

''Ibram. Aku sayang padamu seperti adikku sendiri. Aku teringat pertama kali kita bertemu, kata-kata lugumu dan semangatmu yg membuatku turut bersemangat ditengah rasa lelah dan hari-hari saat kita bersama. Rasanya sungguh singkat sekali. Ingin aku bisa mengulang semua itu. Tapi, itu percuma, semua sudah terjadi dan waktu tak bisa berputar kembali.

Andai engkau ada disini
Ku kan slalu menjaga dan mencintamu
Andai kau tercipta untukku
Kan ku rangkai kisah terindah
hanya untukmu


Bait lagu itu, hingga kini masih kuingat dan sering kuputar di mp3 dan menjadi top list lagu favoritku. Tak terasa, kenangan itu sudah 5 tahun berlalu. Karena terinspirasi oleh Ibram, aku mengambil spesialis anak dan telah lulus. Aku juga kini tengah mengembangkan penelitianku akan stem cell untuk mengobati penyakit seperti yg diderita oleh anak-anak seperti Ibram.

Ku sesali dirimu, mengapa tak disisiku
Saat ini aku rindu
.............................................................
Andai engkau ada disini
Kan ku rangkai kisah terindah
hanya untukmu, Ibram

Surabaya, 27 Februari 2011

Sabtu, 26 Februari 2011

Malaikat-malaikat Kecilku

''Mamaaa,kakaakk nakaall,huaaaaa'..' (nangis lagi deh). Suara danis, salah satu keponakanku yg lucu tiba-tiba membangunkanku. Aduuuhhh, masih jam setengah 6 pagi rumah udah rame. Semalem gak bisa tidur, mau tidur bentar aja gak bisa gara-gara anak-anak ini kalo udah berantem bikin seisi rumah gempar (lebay), tapi gitulah kira-kira.

Dua hari yang lalu rumah kedatangan tamu istimewa, saudara dari Solo datang. Tentunya sama mereka, Raka dan Danis. Mereka berdua keponakan-keponakanku yang lucu. Imut-imut, tapi kalo udah tengkar aduuh minta ampun deh. Beberapa hari selama aku dirumah, aku jadi labil. Kadang ngrasa bete karna ramenya mereka, tapi kadang ketawa-ketawa sendiri liat tingkah mereka.

Ada satu lagi keponakan kecilku, namanya Farrel. Kalo Farrel, Raka sama Danis itu uda ketemu, taulah apa yg terjadi, rumah pasti bakal kayak tempat penitipan anak atau sekolah TK. Ya begitulah anak-anak. Kadang lucu, kadang nyebelin. Tapi, aku benar-benar sangat terhibur dengan kehadiran mereka. Kebetulan saat Raka dan Danis datang, saat itu adalah minggu-minggu sedihku (hahaha...) jadinya pas deh.

Waktu ngamati Raka sama Danis main, aku jadi inget-inget waktu aku kecil dulu. Ternyata, aku masih kalah sama Raka yang bisa ngalah dan ngemong sama adeknya, Danis, meskipun dia masih 7 tahun. Dulu, aku gak kayak gitu sama adekku, bahkan mungkin sekarang, aku belum jadi kakak yg baek. Tapi, yang namanya anak-anak, berusaha sedewasa apa pun menghadapi adeknya, ujung-ujungnya tetep tengkar, hehehe.

''Aku mau main sama kakak, Ma. Tapi kakak nggak ngebolehin'', suaranya Danis sambil nangis. ''Lha kamu adek lho Ma, blablabla'', suaranya Raka dengan gaya ngomongnya yg khas, cepet banget, kayak gak ada titik komanya. Akhirnya, dimarahi deh. Nggak tega juga waktu ngeliat anak kecil dimarahin. Dari peristiwa antara Raka dan Danis tadi, aku mengambil sedikit pelajaran, tapi pikiranku jadi negatif. Intinya, meski sebenernya adek yg bikin salah, tapi kakak yg tetep dimarahi, nggak adil deh kayaknya.

Seru kalo ngamati anak kecil. Dunia mereka seolah sangat menyenangkan. Mereka belum terkontaminasi oleh politik, pergaulan-pergaulan yg buruk (NB: kalo diberikan porsi pendidikan sesuai dengan usianya dan dijauhkan dari pengaruh buruk, semacam TV misal sinetron, tapi kalo kartun sih gapapa, kan emang itu tontonan wajib anak-anak).

Mereka, anak-anak itu, masihlah murni hatinya. Mereka masih polos dan jujur, sebab mereka berkata apa adanya, mereka mengatakan apa yg sebenarnya mereka lihat. Itu hal yg paling aku suka dari anak-anak. Selain itu, rasa keingintahuan mereka sangat besar. Farrel, seringkali menanyakan padaku, apa itu apa ini, kenapa kok begini begitu dsb.

Memang menghadapi anak kecil itu mesti telaten. Begitulah yg berusaha aku lakukan dengan tiga keponakanku yg lucu itu. Mereka malaikat-malaikatku yg mungkin tak sengaja dikirim olehNya untuk menghibur hatiku. Terima kasih ya, malaikat-malaikat kecilku. Berkat kalian, aku bisa belajar dan hatiku terhibur oleh kehadiran kalian.

Semoga kelak kalian menjadi anak-anak yg diharapkan oleh bangsa ini dan dapat membanggakan orangtua kalian. Amien.


                           Raka & Danis                                         Farrel